Selasa, 24 April 2012

2NE1 M/V

2NE1
Dara - CL - Bom - Minzy

Member :
Park Bom (Lead Vocal)
Sandara Park (Fresh Vocal)
Lee Chaerin (Leader, Rapper)
Gong Minji (Vocal, Dance)

Company : YG Entertainment

MV (Music Video)

Fire (Space Ver)

Fire (Street Ver)

IU (Lee Ji-Eun) M/V

IU

Real Name : Lee Ji-Eun
Born : 16 Mei 1993

MV (Music Video)

IU - Last Fantasy

Rabu, 04 April 2012

Hal-hal penting dalam menulis skripsi

MENULIS BAB I

Bab I disebut juga sebagai Bab Pendahuluan yang isinya berupa uraian dan penjelasan mengenai latar belakang permasalahan yang diteliti, rumusan masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka berpikir, metode atau prosedur penelitian, dan jadwal pelaksanaan penelitian. Isi Bab I merupakan pedoman utama bagi peneliti baik dalam melakukan kegiatan di lapangan (mencari data) maupun dalam mengolah dan menganalisis data, serta dalam menuliskan laporan penelitiannya. Oleh karena itu, dalam menulis Bab I peneliti benar-benar harus cermat dan akurat, sehingga isi Bab-bab selanjutnya benar-benar merupakan rangkaian sistematis yang saling berkaitan, yang semuanya merujuk pada Bab I.

Bagaimana menulis Latar Belakang Masalah?

Uraian dalam Latar Belakang Masalah (LBM) pada prinsipnya berupa penjelasan dan penegasan tentang duduk persoalan yang diteliti dan pentingnya penelitian yang dilakukan, yang berpatokan pada kecenderungan teoretis dan kecenderungan realistis mengenai fenomena yang diteliti. Dengan demikian, dalam menyusun LBM ini peneliti perlu mengemukakan secara ringkas kecendererungan-kecenderungan teoretis apa saja yang dan kecenderungan-kecenderungan realistis apa saja yang relevan dengan fenomena atau topik penelitiannya.

Dalam menguraikan kecenderungan teoretis, peneliti merujuk pada teori tertentu yang relevan dengan fenomena yang diteliti, sedangkan dalam menguraikan kecenderungan realistis peneliti merujuk pada fakta dan data awal hasil temuan (data sekunder) yang juga berkaitan dengan fenomena yang ditelitinya. Kedua kecenderungan tersebut perlu dipaparkan serta diindentifikasikan kesenjangannya (gap) agar peneliti dengan mantap dapat merumuskan permasalahan yang ditelitinya. Sebuah masalah dalam penelitian ilmiah harus dipandang sebagai kesenjangan (gap) antara aspek-aspek idealistik (teori) dengan aspek-aspek realistik (fakta atau data sekunder).

Ketidakjelasan permasalahan yang diteliti seringkali disebabkan karena dalam menguraikan LBM-nya peneliti semata-mata hanya berlandaskan pada pertimbangan logikanya. Padahal dalam penelitian ilmiah yang bersifat kuantitatif, keberadaan teori adalah mutlak harus baik sebagai landasan maupun sebagai unsur ilmu yang akan diuji.

Uraian dalam LBM biasanya dilakukan dalam bentuk deduksi, yakni dimulai dengan uraian-uraian yang bersifat umum dan diakhiri dengan uraian yang bersifat khusus, yakni uraian yang berkaitan langsung dengan fenomena atau masalah yang diteliti. Dalam menggambarkan kondisi objektif (aspek realistik), peneliti dapat menggunakan formulasi seperti dalam bidang jurnalisme: What (apa yang sering terjadi), Who (siapa yang terkait di dalamnya), When (kapan masalah itu terjadi), Where (di mana maslah itu muncul secara spesifik), Why (mengapa fenomena tersebut bisa muncul), dan How (bagaimana kaitannya dengan fenomena yang lain).

Penggambaran tentang “apa yang diteliti atau dijelaskan”, dalam penelitian komunikasi (secara kuantitatif), tentu berkaitan dengan fenomena komunikasi, yakni segala gejala yang berkaitan dengan segala aktivitas manusia sebagai mahluk sosial dalam mengekspresikan ungkapan hatinya ketika berinteraksi dan berrelasi sosial dengan manusia-manusia lainnya, baik secara verbal maupun nonverbal, baik secara langsung maupun melalui media. Setiap gejala komunikasi atau gejala sosial itu dinyatakan dalam bentuk variabel-variabel. Variabel merupakan konsep yang memiliki variasi nilai, yang berlandaskan pada asumsi teoretis dari teori a pripori tertentu. Jadi, dalam menetapkan variabel-variabel penelitian, selain berpedoman pada realitas (fenomena) yang ada, juga harus mengacu pada teori tertentu yang dianggap relevan untuk digunakan sebagai landasan dalam mengungkapkan fenomena yang bersangkutan.

Variabel-variabel yang akan diteliti, secara eksplisit harus tercermin di dalam rumusan masalah, identifikasi masalah, dan tujuan penelitian yang akan diformulasikan setelah uraian LBM. Oleh karena itu, agar variabel-variabel yang tercantum dalam ketiga subbab itu tidak terkesan ujug-ujug dan mengada-ada, maka sinyalemennya harus sudah ada pada LBM. Misalnya, kita akan mengungkapkan fenomena: “Bagaimana tingkat pemahaman mahasiswa tentang materi perkuliahan tertentu serta faktor-faktor apa yang berkaitan dengan fenomena itu?”. Maka yang pertama-tama harus kita jelaskan adalah bahwa tingkat pemahaman mahasiswa tentang materi perkuliahan merupakan salah satu efek dari proses belajar dan pembelajaran. Lalu, proses belajar dan pembelajaran kita tegaskan sebagai salah satu wujud proses komunikasi (komunikasi instruksional). Selanjutnya kita perlu menelusuri teori apa yang relevan untuk mengungkapkan fenomena efektivitas peroses belajar (komunikasi instruksional) itu. Misalnya, kita temukakan teori kredibilitas komunikator yang salah satu asumsi teoretisnya (proposisinya) adalah “bahwa perubahan sikap dan perilaku khalayak sasaran komunikasi dipengaruhi oleh kredibilitas komunikatornya”. Dengan demikian, variabel utama dalam penelitian itu adalah Kredibilitas Dosen (Varaiebl X) dan Tingkat Pemahaman Mahasiswa Terhadap Materi Perkuliahan (Variabel Y). Dengan masih merujuk pada teori kredibilitas, kredibilitas komunikator misalnya diartikan sebagai seperangkat penilaian komunikan pada keahlian (expertness), sifat-sifat dapat dipercaya (trustworthiness), dan daya tarik (attractiveness) yang dimiliki komunikator, sedangkan perilaku komunikan diartikan sebagai tingkat pemahaman mahasiswa pada materi perkuliahan yang diampaikan dosen di ruang kuliah.

Dengan demikian, permasalahan yang kita teliti jelas dasar dan ruang lingkupnya, yakni di sekitar tingkat pemahaman mahasiswa dikaitkan dengan kredibilitas dosen ketika mengajar di ruang kuliah, dan ketika masalah tersebut dijabarkan ke dalam identifikasi masalah maka unsur-unsur kredibilitas yang akan tercermin di dalam identifikasi masalah (keahlian, sifat dapat dipercaya atau kejujuran, dan daya tarik dosen) jelas asal-usulnya.

Selain karena jelas landasan teorinya, kelayakan permasalahan atau topik yang diteliti (secara akademik), juga ditentukan oleh penting-tidaknya penelitian yang bersangkutan dilakukan (the significance of the research) dilihat dari aspek praktis. Penelitian yang kita lakukan, selain penting atau layak secara akademik juga harus dapat memberikan kontribusi nyata secara operasional atau atau secara praktis (tataran implementasi). Oleh karena itu, dalam LBM peneliti juga harus menegaskan kedua kepentingan itu secara jelas dan lugas, yang secara spesifik nantinya akan dieksplisitkan di dalam rumusan kegunaan penelitian.

Bagaimana Merumuskan Masalah Penelitian?

Rumusan Masalah adalah penegasan dari adanya kesenjangan antara aspek-aspek teoretis dan aspek-aspek realistis tentang fenomena yang diteliti, yang sebelumnya telah diuraikan pada LBM. Rumusan Masalah dalam penelitian ilmiah biasanya diformulasikan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Bagaimana kita membuat rumusan masalah, inilah contohnya:

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang diteliti dapat dirumuskan: “Apakah ada hubungan yang signifikan antara kredibilitas dosen dengan tingkat pemahaman mahasiswa pada materi perkuliahan?” atau “Bagaimana Kredibilitas dosen dalam proses belajar dan pembelajaran dan bagaimana tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi perkuliahannya?”

Bagaimana Menyusun Identifikasi Masalah?

Identifikasi Masalah adalah penjabaran lebih lanjut dari rumusan masalah atau rincian variabel yang terkandung dalam rumusan masalah, di mana rincian variabel tersebut sinyalemennya sudah diungkapkan pada LBM. Contoh identifikasi masalah (untuk penelitian korelasional):

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka permasalahan yang diteliti dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

   1. Apakah ada hunbungan yang sigfnifikan antara keahlian dosen dalam proses belajar dan pembelajaran dengan tingkat pemahaman mahasiswa pada materi perkuliahan?
   2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kejujuran dosen dalam proses belajar dan pembelajaran dengan tingkat pemahaman mahasiswa pada materi perkuliahan?
   3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara daya tarik dosen dalam proses belajar dan pembelajaran dengan tingkat pemahaman mahasiswa pada materi perkuliahan?

 

ATAU (untuk penelitian deskriptif)

   1. Bagaimana keahlian dosen dalam proses belajar dan pembelajaran?
   2. Bagaimana kejujuran dosen dalam proses belajar dan pembelajaran?
   3. Bagaimana daya tarik dosen dalam proses belajar dan pembelajaran?
   4. Bagaimana tingkat pemahaman mahasiswa pada materi perkuliahan?